Wakaf Masjid Ar Rahman

Persiapkan Diri ke Masjid

0 Comments

Masjid adalah rumah Allah. Orang yang hatinya terikat dengan masjid dilindungi Allah di hari mahsyar di mana tidak ada yang dapat melindungi kecuali Dia. Seberapa kuat keterikatan seseorang terhadap masjid tergambar dari seberapa cintanya kepada masjid dan bagaimana memenuhi adab-adab terhadapnya. Di antara adab terhadap masjid adalah:
(1) berniat menuju masjid,
(2) mempersiapkan diri sebaik-baiknya,
(3) perjalanan menuju masjid,
(4) masuk dan keluar masjid,
(5) shalat tahiyatul masjid,
(6) selama di dalam masjid,
(7) larangan dalam masjid.
Wakaf Masjid Ar Rahman
1. Berniat Menuju Masjid 
Niat adalah al qashdu (keinginan atau tujuan) yang tergambar pada kesadaran pikiran seseorang yang memotivasi terjadinya suatu perbuatan. Nilai suatu perbuatan seseorang bergantung kepada niat yang melatarbelakanginya. Perbuatan yang lahiriahnya baik, bila dimaksudkan untuk hal-hal yang tidak baik, hasil akhirnya tidak baik. Perbuatan baik akan menghasilkan kebaikan bila dilandasi oleh niat yang baik. 
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 
 
Dari Umar bin Khattab dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang diniatkannya, barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk memperoleh dunia atau seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (MUSLIM – 3530) 
Berdasar hadits di atas, seseorang mendapatkan pahala di sisi Allah hanya apabila perbuatannya diniatkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak akan mendapatkan pahala dari sisi Allah. Mereka hanya akan mendapatkan apresiasi dari tujuan perbuatan baiknya. Seorang kafir yang berbuat baik kepada sesama manusia akan mendapatkan apresiasi dari sesama manusia. Sedangkan seorang muslim yang melakukannya dengan niat karena Allah, ia akan mendapatkan apresiasi dari manusia dan pahala yang besar dari sisi Allah.  
Orang-orang yang ke Masjid juga mendapatkan pahala masing-masing sesuai dengan apa yang meraka lakukan dan niatkan.
     (a) Niat Untuk Shalat Jama’ah.
Seseorang yang ke Masjid dengan niat shalat jama’ah mendapatkan apresiasi pada perjalannya dan selama di masjid. Berdasarkan Hadits dari Abu Hurairah sebagai berikut: 
 
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا صَالِحٍ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ 
 
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahid berkata, telah menceritakan kepada kami Al A’masy berkata, aku mendengar Abu Shalih berkata, Aku mendengar Abu Hurairah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti palaksanaan shalat.” (BUKHARI – 611) 
Niat ke Masjid untuk shalat berjama’ah dan berwudhu dengan sempurna di rumah, maka Allah memberikan apresiasi berupa: (1) setiap langkah perjalanannya ke masjid meningkatkan derajat kemuliaan di sisi Allah dan penghapusan dosa-dosa, (2) shalat yang dilakukannya di masjid memanggil Malaikat turun dan memohonkan ampunan dan rahmat baginya, (3) Saat penantian shalat dihitung dalam keadaan shalat. 
     (b) Niat untuk Shalat Jum’at
Sala satu fungsi utama masjid adalah untuk menyelenggarakan Shalat Jum’at. Berniat shalat jum’at, kemudian mempersiapkan diri dengan bersuci semaksimal mungkin, memakai wewangian miliknya atau minyak wangi keluarganya, lalu keluar rumah menuju Masjid, ia tidak memisahkan dua orang pada tempat duduknya lalu dia shalat yang dianjurkan baginya dan diam mendengarkan khutbah Imam, dia akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara Jum’atnya itu dan Jum’at yang lainnya.” (BUKHARI – 834) 
     (c) Niat untuk belajar/mengajar
Salah satu fungsi masjid adalah untuk belajar dan mengajar. Ke Masjid dengan niat belajar atau mengajar kebaikan mendapatkan pahala besar dari sisi Allah. 
 
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ أَنَّ أَبَا بَكْرِ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ كَانَ يَقُولُ : مَنْ غَدَا أَوْ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُرِيدُ غَيْرَهُ لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ لِيُعَلِّمَهُ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى بَيْتِهِ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ رَجَعَ غَانِمًا 
 
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Sumayya mantan budak Abu Bakar, Bahwasanya Abu Bakar bin Abdurrahman berkata; “Barangsiapa berangkat di waktu pagi atau sore menuju masjid, ia tidak mempunyai niat lain kecuali masjid, untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, kemudian dia kembali ke rumahnya. Maka dia seperti orang yang berjihad di jalan Allah; pulang dengan mendapatkan ghanimah.” (MALIK – 346) 
Belajar dan mengajar kebaikan adalah perbuatan yang akan memberikan dampak bagi kemajuan dan kebaikan ummat. Allah memberikan kedudukan yang tinggi bagi kegiatan tersebut dan memberikan apresiasi luar biasa bagi para pelakunya. Yang mengajar maupun yang belajar semuanya mendapatkannya. Mereka diperlakukan sama dengan orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Bahkan orang-orang yang pergi untuk belajar kebaikan, kemudian mati dalam proses belajar tersebut, ia masuk surga. Sungguh sebuah apresiasi luar biasa dari Allah Subhanahu wata’ala, yang seharusnya membuat kita semakin senang ke Masjid. 
     (d) Niat untuk kebaikan dan menjaga hak-hak masjid
Niat-niat yang lain, sepanjang untuk kebaikan sesuai fungsi masjid dan menjaga hak-haknya, pasti akan mendapatkan apresiasi yang selayaknya dari Allah. Di antara fungsi-fungsi masjid selain tempat shalat dan tepat belajar-mengajar kebaikan adalah: tempat latihan, tempat tahkim, aneka kegiatan (musyawarah, pernikahan, pertemuan, dll). Di antara hak-hak masjid: dijaga kebersihan dan kerapiannya, kecukupan air untuk bersuci, kecukupan penerangannya, kelayakan sound system-nya, keamanannya, dan lain-lain. 
Wakaf Masjid Ar Rahman
2. Mempersiapkan diri di hari-hari biasa
     (a) Ber-wudhu di rumah dan menyempurnakan wudhu-nya
Meskipun di Masjid disediakan fasilitas untuk berwudhu’, lebih utama kita berwudhu’ di rumah. Berdasarkan Hadits Nabi sebagaimana dikutip di atas: 
 
…………..أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ…………. 
 
…….. karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid…………. 
Menyempurnakan wudhu adalah berwudhu dengan tatacara sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW sampai hal yang sedetil-detilnya: 
          1. Mendahului dengan gosok gigi (bersiwak). Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya gosok gigi sebagaimana tersebut dalam hadits riwayat Bukhari (HN 838) dari Abu Hurairah: “Sekiranya tidak memberatkan ummatku atau manusia, niscaya aku akan perintahkan kepada mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) pada setiap kali hendak shalat.”. Beliau juga berkali-kali mengingatkan untuk selalu bersiwak
          2. Mencuci tangan kanan dan kiri dilakukan dengan mengosok semua bagian tangan hingga tidak ada bagian-bagiannya yang tidak tergosok, termasuk sela-sela jari. 
          3. Berkumur hingga semua kotoran yang ada di mulut dan sela-sela gigi bersih, dan ber-insyiqaq hingga lubang hidung bersih. 
          4. Mencuci wajah dengan mengairi dan menggosok wajah hingga merata ke semua bagian, termasuk bagian dagu dan janggut hingga semua bagian wajah bersih 
          5. Mencuci lengan dengan mengairi dan menggosok lengan kanan dan kiri masing-masing 3 kali dimulai lengan kanan hingga semua bagian lengan bersih. 
          6. Mengusap kepala dari depan sampai pangkal tengkuk dan kembali ke depan serta menggosok daun telinga kanan dan kiri dari ujung bawah hingga ujung lainnya. Dilakukan sekali 
          7. Mencuci kaki dengan mengairi dan menggosok kaki kanan dan kiri masing-masing 3 kali dimulai dari yang kanan hingga semua bagian kaki terairi dan tergosok semuanya, termasuk sela-sela jari kaki. 
Menyempurnakan wudhu menghasilkan kebersihan badan, menghilangkan bau badan dan menjaga tubuh sehat dan bugar. Kebersihan badan sangat penting artinya bagi kesehatan. Organ wudhu adalah organ yang paling sering terpapar dengan dunia luar dan menjadi tempat yang paling mudah dihinggapi kuman-kuman. Berwudhu dengan sempurna membersihkan sebagian besar kuman sehingga tidak lagi berpotensi menyebabkan penyakit. Bau badan membuat dirinya dan orang-orang di sekitarnya tidak nyaman. 
Rasulullah melarang orang dengan bau tak sedap mendekati masjid. Beliau bersabda: “Barangsiapa memakan dari pohon ini, – maksudnya bawang putih-, maka hendaklah dia tidak mendatangi kami di masjid-masjid kami.” Berkata Jabir, “Aku tidak melihat maksud beliau yang lain kecuali yang mentah (belum dimasak).” Memakan bawang putih mentah menimbulkan aroma tak sedap dari mulut. Masuk masjid dengan bau tak sedap menyebabkan orang lain yang berada di dalamnya terganggu sehingga mengurangi kekhusyukan dan kenyamanannya. 
Organ-organ wudhu ternyata merupakan bagian tubuh dengan titik akupuntur terbanyak. Menstimulasi titik-titik akupuntur dengan menggosok dan menekan merangsang organ-organ tubuh menjadi sehat dan prima. Sebagian besar organ tubuh kita memiliki titik akupuntur di telapak tangan, daun telinga, dan telapak kaki. Menggosok dan menekan bagian tubuh tersebut memberikan efek menyehatkan bagi otak, mata, paru-paru, jantung, hati, ginjal, usus, kelenjar pancreas, sistem reproduksi, dll. 
Dengan kebersihan dan kebugaran badan serta terbebas dari bau badan, kita mempersiapkan diri menuju masjid.
     (b) Berpakaian Bersih dan Rapi
Ke Masjid termasuk kegiatan ke luar rumah yang mensyaratkan seseorang berpakaian yang memenuhi ketentuan: 
          8. Menutup aurat; Laki-laki maupun perempuan wajib menutup aurat ketika berjumpa dengan orang lain. Masjid merupakan area publik di mana banyak orang -laki-laki maupun perempuan- biasa berada. Kita wajib mempersiapkan diri ke masjid dengan pakaian yang menutup aurat 
          9. Layak; meskipun bagi laki-laki berpakaian yang menutup antara pusat dan lutut sudah menutup aurat, tetapi ke masjid dengan pakaian seperti itu tidaklah layak. Kita mestilah berpakaian yang layak berdasarkan keumuman di suatu tempat. 
          10. Bersih; Pakaian harus bersih, suci dari najis, tanpa bau tak sedap dan memenuhi syarat untuk melaksanakan shalat karena salah satu adab memasuki masjid adalah melaksanakan shalat tahiyatul masjid. Terlebih kalau ke masjid untuk shalat jama’ah, kita melaksanakan shalat berkali-kali: tahiyatul masjid, shalat fardhu, shalat rawatib. 
          11. Indah dan rapi; Allah adalah dzat yang indah dan suka pada keindahan. Seharusnyalah kita ke rumah Allah sesuai dengan kesukaan-Nya. Kita gunakan pakaian bagus yang kita miliki dengan indah dan rapi. 
     (c) Mempersiapkan diri pada  hari Jum’at 
 Jum’at adalah hari besar yang hadir setiap minggu. Merupakan pemimpin hari dan yang paling agung di sisi Allah. Hari itu lebih agung di sisi Allah dari ‘Iedul Adha dan ‘Iedul Fithri. Di dalamnya ada 5 perkara:
(1) Allah menciptakan Adam;
(2) Allah menurunkan Adam ke bumi;
(3) Allah mewafatkan Adam;
(4) saat tidaklah seorang hamba memohon sesuatu kepada Allah melainkan Allah akan berikan kepadanya selagi tidak minta yang haram; 
(5) Kiamat akan terjadi. Tidaklah ada dari Malaikat yang didekatkan, langit, bumi, angin, gunung-gunung, pepohonan, kecuali semua (merasa takut) terhadap hari Jum’at (HR Ahmad dan Ibnu Majah). 
Mempersiapkan diri ke Masjid pada hari besar harus lebih baik dibandingkan hari-hari biasa. Kalau hari biasa cukup menyempurnakan wudhu, di hari Jum’at harus lebih baik. Rasulullah memerintahkan kita mandi, berpakaian baik dan memakai wangi-wangian
     (a) Mandi
Rasulullah memerintahkan kita mandi sebelum ke masjid pada hari Jum’at: 
 
عَنْ عَمْرُو بْنُ سُلَيْمٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَشْهَدُ عَلَى أَبِي سَعِيدٍ قَالَ : أَشْهَدُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ وَأَنْ يَسْتَنَّ وَأَنْ يَمَسَّ طِيبًا إِنْ وَجَدَ .قَالَ عَمْرٌو أَمَّا الْغُسْلُ فَأَشْهَدُ أَنَّهُ وَاجِبٌ وَأَمَّا الِاسْتِنَانُ وَالطِّيبُ فَاللَّهُ أَعْلَمُ أَوَاجِبٌ هُوَ أَمْ لَا وَلَكِنْ هَكَذَا فِي الْحَدِيثِ 
 
Dari ‘Amru bin Sulaim Al Anshari berkata, “Aku bersaksi atas Abu Sa’id Al Khudri ia berkata, “Aku bersaksi atas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Mandi pada hari Jum’at merupakan kewajiban bagi orang yang sudah bermimpi (baligh), dan agar bersiwak (menggosok gigi) dan memakai wewangian bila memilikinya.” ‘Amru berkata, “Adapun mandi, aku bersaksi bahwa itu adalah wajib. Sedangkan bersiwak dan memakai wewangian -dan Allah yang lebih tahu- aku tidak tahu ia wajib atau tidak, tapi begitulah yang ada dalam hadits.” (Shahih Bukhari HN – 831) 
Di dalam mandi kita mengairi dan menggosok seluruh badan tanpa kecuali. Diawali dengan mengairi dan menggosok organ wudhu dengan cara sebagaimana berwudhu, dilanjutkan mengairi dan menggosok seluruh tubuh mulai bagian kanan. Mandi dengan sempurna memberikan efek menyeluruh pada semua bagian tubuh berupa kebersihan dan  terangsangnya seluruh titik akupuntur yang terdapat pada semua permukaan tubuh. 
Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Sesungguhnya mandi pada hari Jum’at benar-benar akan mencabut beberapa kesalahan dari pangkal rambutnya yang tersembunyi (HR At-Thabrani).
     (b) Mengenakan pakaian bersih dan bagus
Di samping menutup aurat, dianjurkan mengenakan pakaian yang bagus dan indah bukan sutera ketika menunaikan shalat jum’at. Tampil dengan pakaian bersih dan rapi merupakan bagian dari aktualisasi keimanan seseorang. Dalah Hadits yang diriwayatkan oleh Darimi, Rasulullah SAW bersabda: “Kebersihan adalah bagian dari iman.
     (c) Memakai wangi-wangian
Pada umumnya manusia senang dengan bau wangi. Wewangian menimbulkan efek menyenangkan dan perasaan bahagia. Sekarang telah berkembang model terapi dengan menggunakan wewangian yang dikenal dengan aromatherapy yang ternyata cukup baik untuk menjaga kesehatan. 
Rasulullah sangat menganjurkan kita tampil wangi, khususnya di hari Jum’at. Di samping hadits yang telah dikutip di atas, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Salman Al Farsi, Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang laki-laki mandi pada hari Jum’at lalu bersuci semaksimal mungkin, memakai wewangian miliknya atau minyak wangi keluarganya, lalu keluar rumah menuju Masjid, ia tidak memisahkan dua orang pada tempat duduknya lalu dia shalat yang dianjurkan baginya dan diam mendengarkan khutbah Imam, kecuali dia akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara Jum’atnya itu dan Jum’at yang lainnya.” 
Setelah bersuci dengan sempurna, berpakaian menutup aurat, bersih, indah, rapi dan wangi kita siap melangkah menuju masjid. 
 
Sumber Artikel : Tuntunan Islam 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts

Wakaf Masjid Ar Rahman

INFO AMAL SHOLEH

0 Comments

INFO AMAL SHOLEH YA.. .Insyaallah kami akan membuka untuk umum…

Wakaf Masjid Ar Rahman

Bakhil Dengan Harta

0 Comments

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi…

Wakaf Masjid Ar Rahman

Wakaf adalah

0 Comments

Pengertian Wakaf, Dasar Hukum, Jenis, Rukun, & Syaratnya Ingin memberikan…